8 March 2022

by Glenn Kaonang

15 Game Online PC Ringan yang Dapat Dimainkan di Perangkat Berspesifikasi Pas-pasan

Lupakan Genshin Impact dan Apex Legends, berikut adalah deretan game online yang bisa dinikmati tanpa membuat laptop megap-megap

Game online merupakan salah satu hal yang mendefinisikan kultur gaming modern, dan dewasa ini ada banyak sekali game online yang dapat kita mainkan di waktu luang. Yang kerap menjadi masalah adalah, perangkat kita tidak siap untuk menjalankannya. Memang bukan rahasia jika game online seperti Genshin Impact atau Apex Legends membutuhkan PC atau laptop dengan spesifikasi yang cukup mumpuni, dan itu yang sering kali membuat para gamer mengurungkan niatnya.

Kabar baiknya, masih banyak game online lain yang dapat dimainkan tanpa harus menggunakan PC atau laptop berspesifikasi dewa. Memang ada sejumlah kompromi yang harus dilakukan, seperti misalnya menggunakan setelan pengaturan grafis yang paling rendah, tapi yang penting adalah bagaimana game-nya tetap bisa berjalan secara lancar. Tanpa perlu berlama-lama, berikut adalah 15 game online PC ringan yang siap untuk dinikmati di PC maupun laptop dengan spesifikasi pas-pasan.

1. Dota 2

  • CPU: Dual-core 2,8 GHz dari Intel atau AMD
  • RAM: 4 GB
  • GPU: Nvidia GeForce 8600/9600 GT, ATI/AMD Radeon HD 2600/3600
  • Storage: 15 GB
  • OS: Windows 7

Ketika baru pertama memainkannya, Dota 2 mungkin akan terasa sulit. Pada kenyataannya, game semacam ini memang tidak diciptakan untuk dapat dikuasai hanya dalam waktu semalam. Ketekunan dan kemauan untuk terus belajar jauh lebih penting di Dota 2 daripada spesifikasi PC yang kita gunakan.

Buat saya pribadi, daya tarik utama Dota 2 adalah bagaimana semua hero yang tersedia dapat dimainkan sepenuhnya secara cuma-cuma, termasuk yang baru saja dirilis belum lama ini, Primal Beast. Selagi menunggu client game-nya diunduh, Anda juga bisa membaca sejarah panjang Dota 2 beserta turnamen akbarnya di sini.

2. League of Legends

  • CPU: Intel Core i3-530 atau AMD A6-3650
  • RAM: 2 GB
  • GPU: Nvidia GeForce 9600 GT, AMD Radeon HD 6570, Intel HD 4600
  • Storage: 16 GB
  • OS: Windows 7

Seperti halnya Dota 2, League of Legends (LoL) juga lebih menuntut ketangkasan bermain daripada spesifikasi PC. Dengan kata lain, ketimbang memaksa menggunakan setelan pengaturan grafis yang lebih baik, jauh lebih penting Anda meluangkan waktu untuk mempelajari dan menguasai champion demi champion yang tersedia.

Satu hal yang sangat menarik dari LoL adalah lore-nya. Meskipun aspek ini sama sekali tidak punya pengaruh terhadap gameplay-nya, namun setidaknya ini bisa menjadi modal bagi pengembangnya (Riot Games) untuk mengadaptasikan LoL ke berbagai media lain. Kalau Anda belum pernah mengenal LoL sebelumnya, coba tonton dulu serial animasinya, Arcane, siapa tahu Anda jadi tertarik untuk mencoba game-nya setelah itu.

 
View this post on Instagram
 

A post shared by Hybrid.IDN (@hybrid.dojo)

3. SMITE

  • CPU: Intel Core 2 Duo 2,4 GHz atau AMD Athlon X2 2,7 GHz
  • RAM: 4 GB
  • GPU: Nvidia GeForce 8800 GT
  • Storage: 30 GB
  • OS: Windows 7 64-bit

MOBA tapi yang disajikan lewat perspektif orang ketiga ketimbang isometrik, begitulah cara tergampang untuk mendeskripsikan SMITE. Sepintas perbedaan ini kedengarannya sepele, namun pada praktiknya SMITE membutuhkan gaya bermain yang sangat berbeda ketimbang Dota 2 maupun LoL. Secara umum, gameplay-nya terkesan lebih sarat action ketimbang MOBA pada umumnya.

4. Counter-Strike: Global Offensive

  • CPU: Intel Core 2 Duo E6600 atau AMD Phenom X3 8750
  • RAM: 2 GB
  • GPU: VRAM 256 MB
  • Storage: 15 GB
  • OS: Windows 7/Vista/XP

Siapa yang tidak kenal game first-person shooter yang satu ini? Sejak zaman warnet dan game center masih mendominasi pemukiman di kota-kota besar di tanah air, game yang lahir dari sebuah mod untuk Half-Life ini sudah menjadi game multiplayer yang luar biasa populer. Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) pun juga demikian; game ini masih selalu tercatat sebagai salah satu game dengan jumlah pemain terbanyak di Steam, bahkan di tahunnya yang ke-10 ini.

Buat yang tertarik dengan sejarah game Counter-Strike, Anda bisa membacanya di artikel ini. Bagi yang lebih tertarik dengan sejarah skena esport-nya di Indonesia, silakan mampir ke tautan berikut.

5. Valorant

  • CPU: Intel Core 2 Duo E8400 atau AMD Athlon 200GE
  • RAM: 4 GB
  • GPU: Intel HD 4000 atau AMD Radeon R5 200
  • Storage: 20 GB
  • OS: Windows 7

Valorant memang baru hadir di tahun 2020, akan tetapi itu bukan berarti Anda perlu menggunakan PC atau laptop dengan spesifikasi yang amat modern untuk bisa menjalankan hero shooter besutan Riot Games ini. Game-nya boleh digarap menggunakan Unreal Engine 4, namun Riot telah menerapkan modifikasi yang cukup ekstensif demi memastikan game-nya bisa berjalan lancar di PC kentang sekalipun.

 
View this post on Instagram
 

A post shared by Hybrid.IDN (@hybrid.dojo)

6. Team Fortress 2

  • CPU: 1,7 GHz
  • RAM: 512 MB
  • GPU: AMD Radeon X1600
  • Storage: 15 GB
  • OS: Windows 7/Vista/XP

Dirilis di tahun 2007, Team Fortress 2 hingga kini masih mempunyai player base yang tergolong cukup besar. Buat yang tidak pernah tahu, ini merupakan game first-person shooter garapan Valve dengan sembilan character class yang dapat dipilih beserta balancing yang ciamik. Humor juga memegang peranan penting dalam Team Fortress 2, yang mungkin sudah cukup kelihatan dari art style-nya yang terkesan jenaka.

7. Paladins

  • CPU: Intel Core 2 Duo 2,4 GHz atau AMD Athlon X2 2,7 GHz
  • RAM: 4 GB
  • GPU: Nvidia GeForce 8800 GT
  • Storage: 30 GB
  • OS: Windows 7 64-bit

Paladins merupakan sebuah hero shooter ala Overwatch. Namun tidak seperti game bikinan Blizzard tersebut, Paladins bisa dinikmati secara cuma-cuma alias free-to-play (F2P). Spesifikasi PC minimum yang dibutuhkan pun tidak terlalu tinggi, seperti yang bisa dilihat pada poin-poin di atas. Dengan total 53 karakter, Paladins juga menawarkan jauh lebih banyak hero ketimbang Overwatch.

8. Hearthstone

  • CPU: Intel Pentium D atau AMD Athlon 64 X2
  • RAM: 3 GB
  • GPU: Nvidia GeForce 8600 GT atau ATI Radeon HD 2600XT
  • Storage: 3 GB
  • OS: Windows 7

Dikembangkan oleh Blizzard, Hearthstone adalah salah satu collectible card game (CCG) terpopuler saat ini, baik di ranah kasual maupun di kancah esport profesional. Hearthstone mengadopsi lore dari seri game Warcraft, dan gameplay-nya terkesan cukup simpel dan mudah untuk dikuasai dalam waktu yang singkat. Kalau Anda mencari game online yang kompetitif tapi santai — serta yang tidak membuat laptop Anda megap-megap — Hearthstone layak untuk dicoba.

9. Legends of Runeterra

  • CPU: 3 GHz
  • RAM: 4 GB
  • GPU: VRAM 512 MB
  • Storage: 3 GB
  • OS: Windows 7 64-bit

Seperti Hearthstone, Legends of Runeterra juga merupakan sebuah CCG yang banyak terinspirasi Magic: The Gathering. Berkat mekanisme permainannya yang sederhana, Legends of Runeterra bisa menjadi alternatif yang menarik bagi yang sebelumnya sama sekali belum pernah menyentuh game semacam ini. Lebih lanjut, kalau Anda merupakan penggemar lore League of Legends, maka ini adalah game kartu yang tepat buat Anda.

10. Magic: The Gathering Arena

  • CPU: AMD Athlon 64 X2 dual-core 5600+
  • RAM: 2 GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 8800
  • Storage: 10 GB
  • OS: Windows 7

Magic: The Gathering Arena adalah adaptasi digital dari permainan kartu bernama sama yang sudah eksis sejak tahun 1993. Namun tidak seperti versi fisiknya, kita bisa mulai bermain versi digitalnya ini tanpa mengeluarkan biaya apapun (F2P). Layaknya dua CCG lain yang tercantum di artikel ini, MTG Arena juga mendukung fitur cross-play antar semua platform (PC dan mobile).

11. Dota Underlords

  • CPU: Intel i5 2,4 GHz
  • RAM: 4 GB
  • GPU: Intel HD Graphics 520
  • Storage: 7 GB
  • OS: Windows 7 64-bit

Genre auto battler tidak akan pernah ada tanpa sebuah mod bernama Dota Auto Chess. Popularitas mod untuk game Dota 2 itu terbukti cukup fenomenal, dan Valve pun dengan cepat langsung menggarap versi standalone-nya yang dinamai Dota Underlords. Buat yang belum percaya diri dengan kemampuan bermainnya, game ini juga menawarkan mode offline sehingga pemain bisa berlatih bersama AI.

12. Teamfight Tactics

  • CPU: Intel Core i3-530 atau AMD A6-3650
  • RAM: 2 GB
  • GPU: Nvidia GeForce 9600 GT, AMD Radeon HD 6570, Intel HD 4600
  • Storage: 16 GB
  • OS: Windows 7

Auto battler lain yang tidak kalah populer dari Dota Underlords adalah Teamfight Tactics. Game ini merupakan spin-off dari League of Legends, yang berarti pemain juga bakal berjumpa dengan para champion dari MOBA besutan Riot Games tersebut. Sama seperti Dota Underlords, Teamfight Tactics juga sepenuhnya mendukung fitur cross-play antar platform PC dan mobile.

13. Rocket League

  • CPU: Dual-core 2,5 GHz
  • RAM: 4 GB
  • GPU: Nvidia GeForce 760 atau AMD Radeon R7 270X
  • Storage: 20 GB
  • OS: Windows 7 64-bit

Ketika game vehicular combat ala Twisted Metal bertemu dengan sepak bola, maka lahirlah Rocket League. Popularitas game ini cukup untuk membuat pengembangnya diakuisisi oleh Epic Games, dan sejak September 2020, Rocket League telah resmi bertransisi menjadi game F2P. Buat yang baru pertama memainkannya, Rocket League mungkin akan terkesan cukup sulit untuk dikuasai. Namun setelah beberapa jam, Anda mungkin bakal lupa nikmatnya bermain bola kaki menggunakan kaki.

14. Warframe

  • CPU: Intel Core 2 Duo e6400 atau AMD Athlon x64 4000+
  • RAM: 4 GB
  • GPU: Support DirectX 11+
  • Storage: 35 GB
  • OS: Windows 7 64-bit

Dibandingkan ketika game-nya pertama dirilis di tahun 2013, Warframe sudah berkembang begitu pesat menjadi sebuah third-person shooter dengan setting open-world yang masif dan kombinasi pertempuran jarak jauh dan jarak dekat yang variatif dan memuaskan. Pengembangnya juga rutin menambahkan konten anyar; expansion terbarunya, The New War, baru diluncurkan pada bulan Desember lalu.

15. Albion Online

  • CPU: Intel atau AMD dengan support SSE2
  • RAM: 4 GB
  • GPU: Support DirectX 10
  • Storage: 2 GB
  • OS: Windows 7 64-bit

Secara umum, Albion Online merupakan game yang dirancang buat para maniak PvP yang tidak punya banyak waktu untuk grinding. Tidak seperti di kebanyakan MMORPG lain, Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu leveling demi bisa ikut dalam pertempuran berskala masif di Albion Online. Lalu ketika sudah jenuh dengan itu semua, Anda bisa beralih ke sejumlah elemen sandbox seperti membangun rumah, bertani, berburu, dan lain sebagainya.

--

Itulah 15 game online PC ringan yang dapat Anda mainkan di PC atau laptop dengan spesifikasi biasa-biasa saja. Kebetulan semuanya merupakan game F2P, jadi sama sekali tidak ada salahnya untuk langsung mencoba apakah perangkat Anda mumpuni atau tidak.