17 September 2022

by Daniel Hamiaz

Adobe Akuisisi Figma, Layanan Editing berbasis Web, Seharga Rp300 Triliun

Pembelian Figma ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Adobe sejak didirikan

Setelah mencapai kesepakatan bersama, Figma akan diakuisisi oleh Adobe dengan harga sebesar USD20 miliar (sekitar Rp300 triliun), yang akan dibayar dalam bentuk uang tunai dan stock.

Kedua perusahaan yang bekerja di bidang desain ini sebelumnya merupakan rival yang cukup berat di dunia aplikasi desain, namun kini telah melebur menjadi satu.

Menurut kesepakatan Adobe akuisisi Figma ini yang dituangkan melalui blog Adobe, USD6 juta stock unit dari USD20 miliar ini akan ditujukan khusus untuk CEO dari Figma beserta dengan seluruh karyawan-karyawannya, dalam kurun waktu masa vesting selama 4 tahun.

Transaksi ini diperkirakan akan selesai pada 2023, jika tidak ada kendala mengenai kewajiban atau peraturan yang berlaku, termasuk persetujuan dari pemegang saham Figma.

Hingga transaksi ini selesai, kedua perusahaan ini akan tetap beroprasi secara independen. Karena kesepakatan ini, diketahui saham Adobe justu langsung anjlok sebanyak 17%, menjadi penurunan yang paling drastis pula sejak 2010 silam.

Figma adalah sebuah aplikasi berbasis web desain antarmuka, dengan berbagai fitur offline yang bisa diakses melalui aplikasi desktop untuk macOS dan Windows. Fitur yang menjadi daya tarik utama Figma adalah proses desain yang kolaboratif, yang dapat melibatkan sejumlah orang dalam satu waktu.

Selain itu, interface yang mudah dimengerti juga menjadi keunggulan lain saat dibandingkan dengan platform desain lainnya. Maka dari itu, kabar Adobe akuisisi Figma ini meninggalkan tanda tanya besar di komunitas pengguna Figma, yang khawatir akan adanya perubahan drastis terhadap Figma.

CEO Figma, Dylan Field (sumber: Business Insider)

"Figma telah membangun sebuah platform desain produk fenomenal di web," kata David Wadhwani sebagai Presiden Adobe untuk bisnis media digital. "Kami tidak sabar untuk dapat berpartner dengan tim mereka yang luar biasa, dengan komunitasnya yang baik, untuk mempercepat misi kami dalam membentuk masa depan di bidang kreativitas dan produktivitas."

Sebelumnya Figma sendiri diprediksi akan mendapatkan ARR (annual recurring revenue) sekitar USD200 juta (sekitar Rp300 miliar) di tahun ini, dan mampu meraup keuntungan hingga USD16,5 miliar (sekitar Rp247 triliun) sampai tahun 2025.

"Dengan inovasi dan keahlian Adobe yang luar biasa, khususnya dalam bidang 3D, video, vector, gambar, dan tulisan, kami dapat mengembangkan desain produk end-to-end di dalam browser, sembari membangun tools dan space baru untuk membantu pengguna mendesain produk mereka lebih cepat dan lebih mudah," ungkap Dylan Field selaku CEO dan co-founder dari Figma.