13 July 2022

by Galih

Kasus Game Bajakan di Indonesia Tidak Separah yang Dibayangkan? Ini Datanya

Ada potensi untuk mengajak lebih banyak gamer beralih ke game original

Selama bertahun-tahun, masalah pembajakan game di Indonesia menjadi masalah yang terus bergemuruh di kalangan komunitas lokal. Siapa yang menyangka jika ternyata dalam riset terbaru terungkap fakta bahwa lebih dari separuh gamer di Indonesia tidak pernah memainkan game bajakan.

Menurut laporan riset yang dilakukan oleh Kominfo, Asosiasi Game Indonesia (AGI), dan Niko Partners terhadap industri game Indonesia. Dalam survei yang melibatkan 1.000 responden tersebut, sebanyak 54,3 % responden mengatakan tidak pernah memainkan game bajakan.

Sedangkan dari 45,7% responden yang masih melakukan pembajakan juga terungkap bahwa rata-rata mereka memainkan 1-3 game bajakan selama hidupnya. Diikuti dengan lebih dari 4 game di posisi kedua.

Image Credit: Kominfo

Para responden yang masih menggunakan game bajakan tersebut pun ditanya lebih lanjut mengenai alasan mereka bermain game bajakan. Dan ada dua jawaban yang mendominasi respon dari para responden tersebut.

Yang pertama adalah karena teman dan saudaranya yang juga membajak game. Sedangkan alasan kedua adalah karena game-nya tidak dipublikasikan di kawasan Asia Tenggara atau secara spesifik di Indonesia. Dua-duanya diutarakan oleh 48,8% responden.

Di luar dua jawaban tersebut, ternyata faktor ekonomi menjadi alasan-alasan lainnya. Antara lain tidak memiliki akses terhadap metode pembayaran game-game resmi (38,1%), uniknya harga game yang dianggap terlalu mahal (28,6%) ternyata tidak terlalu menjadi masalah.

Image Credit: Kominfo

Meskipun selalu dibayang-bayangi terkena ransomware dan resiko lainnya, ternyata game bajakan dianggap lebih mudah diakses (11,9%). Sedangkan terakhir, sebanyak 4,8% responden secara terbuka menyatakan bahwa mereka memang tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli game.

Hal ini tentu menunjukkan bahwa sebenarnya ada lebih banyak gamer Indonesia yang berpotensi untuk beralih ke game original. Namun memang harus ada perubahan mental yang dilakukan terutama masalah anggapan bahwa pembajakan game diperbolehkan karena orang lain melakukannya.

Selain itu, harus ada konfirmasi lanjut mengenai game-game yang tidak dipublikasikan di Indonesia. Karena pada kenyataannya hampir mayoritas game populer masih dapat dimainkan di sini.

Image Credit: Shutterstock

Salah satu yang mungkin bisa diusahakan adalah mempermudah metode pembayaran untuk pembelian game-game original yang mudah digunakan oleh para gamer di Indonesia yang sebenarnya kini juga semakin banyak.

Untuk harga game yang terlalu mahal sebenarnya kini telah diberikan solusi berupa layanan berlangganan Game Pass untuk Xbox dan PC. Serta PlayStation Plus untuk para pemilik konsol PlayStation.

Sedangkan alasan tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli game tentu terjawab dengan game-game free-to-play yang kini semakin banyak pilihannya seperti Apex Legends, Rocket League, Fall Guys, Genshin Impact, dll.