Serba-Serbi Soal NFT Game: Keuntungan dan Persiapan yang Harus Dilakukan

Dari hasil wawancara kami, AppsFlyer percaya, blockchain game dan NFT game akan mengubah lanskap industri gaming

Di tengah hype akan Web3, semakin banyak pihak yang tertarik untuk mengaplikasikan teknologi blockchain, cryptocurrency, atau Non-Fungible Token (NFT) ke berbagai bidang, termasuk gaming. Data dari para venture capitals (atau para investor private equity) menunjukkan, semakin banyak perusahaan game yang tertarik untuk membuat blockchain game. Di Indonesia pun, beberapa developer game menunjukkan ketertarikan untuk menggunakan teknologi Web3 di game. Memang, membuat game NFT atau Play-to-Earn (P2E) menawarkan sejumlah keuntungan tersendiri.

Belum lama ini, Hybrid.co.id mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Ronen Mense, President & Managing Director of AppsFlyer  Asia Pasifik, tentang penggunaan teknologi Web3 dan manfaat NFT di industri game. AppsFlyer merupakan perusahaan analitik asal San Francisco, Amerika Serikat. Berikut obrolan kami lewat email dengan Mense.

Akankah Teknologi Web3 Jadi Populer di Dunia Game?

Walau sejumlah developer game menunjukkan ketertarikan untuk membuat blockchain game atau game NFT, data dari GDC memperlihatkan, 70% developer game mengaku tidak tertarik untuk menggunakan cryptocurrency atau NFT di game yang mereka buat. Terkait hal ini, Mense mengungkap, NFT memang belum mencapai puncak popularitasnya di industri game. Namun, satu tahun terakhir, mulai banyak kreator dan developer game yang mengikuti tren dan mencoba untuk membuat NFT mereka sendiri.

Hasil survei GDC. | Sumber: GDC

Satu hal yang harus diingat, Mense menekankan, penggunaan cryptocurrency dan NFT di platform gaming masih ada di tahap awal. Artinya, masih diperlukan riset mendalam untuk mengetahui cara terbaik dalam mengimplementasikan cryptocurrency dan NFT dalam game.

"Penggunaan blockchain gaming masih dalam tahap awal. Walau blockchain game memiliki potensi untuk mengubah lanskap mobile gaming, apakah hal ini bisa direalisasikan atau tidak, masih belum diketahui," kata Mense kepada Hybrid.co.id. Dia menyebutkan, potensi blockchain gaming masih belum dapat direalisasikan karena membuat marketplace untuk NFT di game memerlukan biaya dan logistik. "Tapi, aspek paling penting dari blockchain gaming adalah game tersebut harus menyenangkan untuk dimainkan. Para pemain harus bisa menikmati gameplay berkualitas tinggi, layaknya game di Web2."

Tentang pengimplementasian teknologi Web3 dalam game, Mense mengungkap, menggabungkan cryptocurrency atau NFT ke industri game akan menciptakan jenis game baru, yaitu GameFi.

"GameFi memungkinkan para pemain untuk mendapatkan 'uang' saat mereka bermain game," ujar Mense. "Selain itu, GameFi juga memungkinkan pemain untuk membuat atau membeli aset dalam game. Dan aset itu akan terhubung ke NFT. Dengan bermain game, para pemain akan bisa meningkatkan nilai dari aset yang mereka miliki."

Lebih lanjut, Mense menjelaskan, dalam game yang menggunakan teknologi Web3, aset dalam game -- seperti items dan tanah -- bisa dibuat menjadi token dan bisa dijual di pasar terbuka antara pemain. Potensi penggunaan Web3 gaming juga mendorong penggunaan blockchain. Faktanya, 49% penggunaan blockchain merupakan untuk Web3 gaming. Di sisi lain, para investor/VC juga telah menanamkan investasi sebesar US$4 miliar di GameFi. Pada 2021, lebih dari 1,4 juta wallets aktif digunakan untuk transaksi di blockchain game.

Keuntungan Menggunakan NFT/Cryptocurrency di Game

Dalam wawancara dengan Hybrid.co.id, Mense mengatakan bahwa dia sadar, tanpa teknologi Web3 sekalipun, game telah menjadi industri yang besar, bernilai lebih dari US$150 miliar. Namun, dia juga percaya, perkembangan teknologi Web3 dan kemunculan P2E games berpontesi mengubah lanskap gaming, khususnya dalam mendemokratisasi berbagai aspek dalam game. Selain itu, penggunaan cryptocurrency atau NFT dalam game juga akan memberikan sejumlah keuntungan, baik untuk developers maupun gamers.

Bagi developer, keuntungan yang mereka dapat dari membuat game NFT atau blockchain game adalah mereka akan mendapatkan sumber pemasukan baru. Sementara manfaat dari game NFT untuk para gamers adalah mereka mendapatkan pengalaman bermain game yang lebih baik. Karena, dalam game NFT, pemain bisa memiliki aset dalam game.

"Dengan NFT gaming, seorang pemain punya kendali penuh akan aset yang dia miliki. Dia juga bisa memilih untuk mendapatkan cryptocurrency," ujar Mense. "Kepemilikan atas aset dalam game dapat menarik minat para pemain untuk bermain game dan bahkan, bisa menjadi sumber pemasukan bagi para gamers."

Ronen Mense, President & Managing Director of AppsFlyer, Asia Pasifik.

Mense juga menyebutkan, mengingat blockchain adalah teknologi yang terbuka dan terdesentralisasi, hal ini memungkinkan pemain untuk memiliki kepemilikan penuh atas aset dan datanya sendiri. Tak hanya itu, NFT games yang dibangun di atas jaringan blockchain juga akan mendorong terciptanya pasar yang terdesentralisasi. "Hal ini memungkinkan para pemain untuk melakukan jual-beli aset dalam game secara langsung dengan pemain lain," kata Mense.

Terakhir, keuntungan dari penggunaan teknologi cryptocurrency/NFT di game adalah transaksi yang bisa diproses dengan cepat. "Teknologi blockchain dan smart contracts dapat mengurangi biaya dan mempercepat proses transaksi finansial," ungkap Mense. "Selain itu, blockchain juga akan menyederhanakan semua jenis pembayaran, tidak hanya transaksi antara para pemain (peer-to-peer), tapi juga transaksi antara pemain dengan developers."

Tantangan Dalam Membuat Game NFT

AppsFlyer percaya, penggunaan teknologi Web3, seperti cryptocurrency dan NFT, memang bisa merevolusi industri game. Namun, Mense juga mengungkap, sebelum mengintegrasikan cryptocurrency atau NFT dalam game, ada beberapa hal yang harus developer perhatikan. Salah satunya, developer harus ingat bahwa jumlah pemain P2E masih relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan gamers biasa. Karena, industri game NFT memang masih baru dan masih dalam tahap early adoption.

"Selain itu, developers juga harus memperhitungkan biaya, logistik, dan tingkat sustainability dari game yang mereka buat," kata Mense. "Untuk itu, developer harus bisa menawarkan pengalaman penggunaan yang mulus dan aman, mulai dari ketika pemain membuat crypto wallet sampai mereka melakukan transaksi dalam game."

Hal lain yang harus diperhatikan adalah, developer juga harus bisa memastikan bahwa transaksi dalam game bisa dilakukan di jaringan blockchain apapun. Dengan begitu, apapun wallet yang pemain punya, mereka akan tetap bisa melakukan transaksi dalam game. "Selaras dengan ini, developer juga harus memikirkan penggunaan situs dan biaya agregasi, karena para gamers akan bermain di perangkat yang berbeda-beda," ungkap Mense.

Contoh game-game P2E. | Sumber: Esports.net

Selain jumlah pemain yang lebih sedikit, tantangan lain yang harus developer siap hadapi saat membuat game P2E adalah tentang cara melakukan retensi pemain. Game P2E memiliki mekanik yang berbeda dari game biasa. Jadi, ada kemungkinan, sejumlah gamers akan enggan untuk mencobanya. Hal itu berarti, developer mungkin harus menghabiskan biaya dan usaha ekstra untuk mempertahankan pemain lama atau mendapatkan pemain baru.

"Retensi pemain memang harus menjadi fokus utama dari developer dan marketer dari aplikasi gaming yang ingin menjajaki Web3," kata Mense. "Salah satu cara untuk mempertahankan pemain adalah dengan memanfaatkan komunitas dan membuat channels media untuk membangun komunitas yang interaktif, yang kemudian hari bisa dimonetisasi." Selain itu, para pengiklan game juga harus memperhatikan tren serta analisa game untuk mengerti kebiasaan para pemain.

Game P2E juga memerlukan sistem keamanan siber yang lebih baik. Menurut laporan State of Gaming App Marketing dari AppsFlyer, di kawasan Australia dan Selandia baru, para gamers semakin sadar akan pentingnya privasi data dan keamanan saat bermain game.

Memeriksa komunitas bisa jadi salah satu cara bagi pemain untuk memeriksa validitas dari game NFT. | Sumber: Twitter

Hal penting yang harus diperhatikan jika tertarik main game NFT

Sementara itu, bagi pemain yang ingin mencoba untuk memainkan game-game P2E, tapi khawatir akan terjebak dalam penipuan, Mense menawarkan beberapa saran. Salah satu hal yang pemain bisa lakukan untuk memastikan validitas proyek game P2E atau game NFT adalah dengan memeriksa apakah NFT dalam game dijual setelah atau sebelum game dirilis. Karena, jika NFT dijual sebelum game dirilis, ada kemungkinan terjadinya rug pulls. Tidak tertutup kemungkinan, nilai NFT juga akan turun jika game yang dirilis ternyata tidak semenarik yang dijanjikan.

Hal lain yang pemain bisa lakukan untuk memastikan validitas game NFT adalah dengan memeriksa media sosial dari tim developer, mulai dari Discord, Twitter, Facebook, sampai LinkedIn. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tim developer memang tengah mengembangkan game yang mereka janjikan. Gamers juga bisa menghindari proyek penipuan dengan memahami ekosistem dari sebuah proyek.

"Memahami blockchain akan memungkinkan Anda untuk memperkirakan jumlah potensial pengguna, harga biaya gas (gas fees), kecepatan transaksi, dan lain sebagainya," ujar Mense. "Anda juga bisa memeriksa valuasi pasar, suplai maksimal dari token, dan mempelajari token yang akan digunakan dalam game serta fungsi dari masing-masing token."

Terakhir, gamers juga bisa memeriksa jumlah pengguna dan volume transaksi. Karena, volume transaksi bisa menjadi bukti bahwa NFT dalam game memang diperjualbelikan.