Siap Rilis Versi Remaster, Konami Kembali Lirik Franchise Suikoden

Konami akan meluncurkan versi remaster dari Suikoden 1 dan 2 pada 2023

Di Tokyo Game Show, Konami mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan versi remaster dari Suikoden 1 dan 2 pada tahun depan. Hal ini menunjukkan bahwa Konami kembali tertarik dengan franchise RPG tersebut. Padahal, game Suikoden terakhir diluncurkan pada 10 tahun lalu.

Ialah Gensō Suikoden: Tsumugareshi Hyakunen no Toki. Dirilis pada awal 2012 untuk PlayStation Portable, game itu hanya tersedia di Jepang. Fans Suikoden baru bisa memainkan game tersebut dalam Bahasa Inggris pada tahun lalu.

Namun, versi Bahasa Inggris dari game Suikoden itu pun merupakan fan translation. Setelah membiarkan Suikoden begitu saja selama bertahun-tahun, fans RPG itu pun mengira, franchise itu telah mati.

Dan keputusan Konami untuk meluncurkan Suikoden 1 dan 2 remaster menghidupkan kembali harapan para fans.

Kenapa Konami Kembali Tertarik dengan Suikoden?

Fans Suikoden selalu menantikan Suikoden 6. Faktanya, fans JRPG itu bahkan membentuk gerakan yang diberi nama Suikoden Revival Movement (SRM). Secara resmi, SRM didirikan pada Juni 2012. Walaupun, dua pendiri gerakan tersebut, Chris Holmes dan Ryan Hughes, telah mulai mengadakan kampanye sejak November 2010.

SRM didirikan karena fans merasa kecewa dengan perubahan pada game-game Suikoden yang lebih baru. Selain itu, mereka juga ingin, Konami lebih memperhatikan franchise tersebut. Selama bertahun-tahun, Konami tak mengacuhkan gerakan tersebut. Menariknya, antusiasme fans Suikoden justru meluluhkan hati para developer orisinal dari seri Suikoden.

Tahun lalu, developer orisinal dari Suikoden membuat studio sendiri, yaitu Rabbit dan Bear Studios. Proyek pertama mereka adalah membuat Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes.

Untuk mengumpulkan dana, para developer pun mengadakan kampanye Kickstarter. Awalnya, mereka hanya menargetkan US$500 ribu. Berkat antusiasme fans yang sangat tinggi, mereka berhasil mendapatkan US$4,5 juta.

Walau menggunakan nama yang berbeda, Eiyuden Chronicle dianggap sebagai "spiritual successor" dari Suikoden, seperti yang disebutkan oleh Kotaku. Karena, Eiyuden Chronicle tidak hanya dibuat oleh developer orisinal Suikoden, ia juga memiliki banyak elemen khas seri Suikoden. Dan tampaknya, kesuksesan Eiyuden Chronicle menjadi salah satu motivator untuk Konami, membuat mereka sadar bahwa masih ada banyak orang yang tertarik dengan franchise RPG mereka, Suikoden.

Dalam membuat Suikoden 1 dan 2 remaster, Konami menggandeng Junko Kawano, Character Artist dari Suikoden orisinal. Menariknya, saat ini, Kawano juga terlibat dalam pengembangan Eiyuden Chronicle, bersama dengan Yoshitaka Murayama, Designer dan Writer dari Suikoden.

Saat mengumumkan keberadaan versi remaster dari Suikoden 1 dan 2, Konami juga merilis video footage dari kedua game tersebut. Dalam video yang diunggah IGN itu, Anda bisa melihat bahwa remaster dari Suikoden memiliki sprite dengan tampilan yang lebih baik. Kualitas dari sound dan UI juga ditingkatkan. Selain itu, Konami juga melakukan terjemahan ulang ke Bahasa Inggris.

Melalui Twitter, Yuichi, mantan pegawai Konami, mengaku bahwa dia sangat terkejut dan senang dengan keputusan Konami. Karena, ketika dia masih bekerja di perusahaan game Jepang itu pada 2015, dia diberitahukan bahwa Konami tidak tertarik untuk membuat game Suikoden. Alasannya, seri game itu dianggap tidak menarik di kalangan gamer Eropa dan Amerika Serikat. Dan hal inilah yang mendorongnya untuk memulai Eiyuden Chronicle.

"Bagi Anda yang tidak tahu, ada 27 True Runes di lore Suikoden. Dan sejauh ini, hanya ada 18 True Rune yang muncul," tulis Yuichi di Twitter. "Selama 8 tahun, saya telah menjadi Brand Manager tidak resmi di Konami, agar seri Suikoden tidak mati. Tolong dukung versi remasters HD ini, karena saya percaya, angka penjualan game remaster itu akan menentukan apakah Konami akan membuat Suikoden 6 atau tidak."

Sekilas Tentang Suikoden

Cerita Suikoden terinsiprasi dari novel asal Tiongkok di abad ke-14, Shui Hu Zhuan atau Water Margin. Novel itu mengangkat tema tentang opresi pemerintah, pengkhiatan, dan keresahan masyarakat di era Dinasti Song.

Di tengah semua ini, muncul sebuah grup beranggotakan 108 kriminal yang bertindak layaknya vigilante. Menariknya, setelah mengalahkan pasukan kekaisaran di Liangshan Marsh, grup tersebut justru mendapatkan amnesti dari Kaisar Huizhong. Pada akhirnya kelompok itu pun mendapatkan pengakuan resmi.

Game-game Suikoden memiliki berbagai elemen yang didasarkan pada novel tersebut. Sebagai contoh, setiap game Suikoden selalu fokus pada perjuangan sekelompok orang untuk mendapatkan kebebasan atau melawan penguasa tiran. Selain itu, Suikoden juga mengharuskan pemainnya untuk mengumpulkan 108 karakter.

Perang dan pertikaian antara negara jadi tema utama yang diangkat dalam game-game Suikoden. Biasanya, perebutan kekuasaan dipicu oleh 27 True Runes, artefak sihir dengan kekuatan yang luar biasa. Berdasarkan lore Suikoden, masing-masing True Rune merupakan representasi dari berbagai aspek dalam kehidupan. Contohnya, True Fire Rune atau True Wind Rune yang merupakan representasi dari elemen dasar, atau Rune of Punishment.

Ikon dari sejumlah True Runes. | Sumber: Suikoden Wiki

Tokoh utama dari Suikoden pertama adalah Tir McDohl, anak dari seorang jendral militer ternama di Scarlet Moon Empire. Game diawali dengan perekrutan Tir ke Imperial Army, demi mengikuti jejak sang ayah. Namun, setelah melihat maraknya korupsi dalam Kekaisaran, Tir pun memutuskan untuk melarikan diri.

Pada akhirnya, dia bergabung dengan Toran Liberation Army. Sebagai tokoh utama, Tir akan dapat menggunakan salah satu True Rune, yaitu Soul Eater. Walau Soul Eater memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, Tir tetap harus merekrut 108 Stars of Destiny untuk mengalahkan Scarlet Moon Empire.

Sementara itu, Suikoden 2 mengambil setting waktu beberapa tahun setelah game pertama. Namun, struktur dari game itu tetap sama dengan game pertama. Cerita Suikoden 2 akan fokus pada Riou dan Jowy, dua sahabat yang merupakan bagian dari Youth Brigade dari Highland Kindom. Masalah muncul ketika Youth Brigade dibantai oleh pangeran Highland sendiri, Luca Blight.

Sang pangeran melakukan hal tersebut agar dia bisa mengambinghitamkan negara tetangga -- City-State of Jowston. Dengan begitu, perang antara Highland dan Jowston pun akan terus berlanjut. Sebagai Riou, Anda akan harus mengumpulkan 108 Stars of Destiy untuk membentuk pasukan pemberontak dan melawan Highland.

Apa yang Membuat Franchise Suikoden Populer?

Banyak game yang bercerita tentang perang. Namun, salah satu hal yang membuat Suikoden unik adalah karena game itu tidak segan untuk menunjukkan suramnya realitas negara yang sedang berperang.

Seri Suikoden juga tidak segan untuk mengangkat masalah moral dan etis dari orang-orang yang ikut berperang, tak lupa politik di balik perang itu sendiri. Dan tidak banyak developer yang mau menunjukkan kenyataan suram perang, apalagi pada tahun 1995, ketika Suikoden pertama dirilis.

Hal lain yang membuat Suikoden unik adalah karena ia memiliki banyak karakter, lebih dari 100 orang. Padahal, kebanyakan game akan fokus pada cerita satu kelompok kecil dalam usaha mereka untuk menyelamatkan negara, dunia, atau galaksi. Memang, tidak semua Stars of Destiny di Suikoden bisa dimainkan. Namun, setiap karakter di game itu memiliki peran unik.

Contohnya, Hai Yo, yang merupakan koki di Suikoden 2. Walaupun kemampuan bertarungnya biasa saja, keberadaan Hai Yo akan membuka akses ke cookingmini-game. Selain itu, semakin banyak karakter yang Anda rekrut, semakin besar pula markas yang Anda miliki.

Cooking mini game dalam Suikoden 2. | Sumber: YouTube

Karakter-karakter yang ada dalam Suikoden juga memiliki kepribadian yang unik. Padahal, menurut PC Gamer, tidak mudah bagi script writer untuk membuat banyak karakter yang terlihat berbeda dengan satu sama lain.

Tak hanya dari segi kepribadian, karakter-karakter di Suikoden juga memiliki gaya bertarung yang unik. Masing-masing karakter biasanya memiliki senjata atau kemampuan khusus. Dan menariknya, karakter-karakter yang memiliki kesamaan atau hubungan khusus dalam lore, mereka biasanya akan memiliki combo sendiri.

Dari segi gameplay, Suikoden menawarkan tiga jenis battle yang berbeda. Pertama, turn-based battle menggunakan enam karakter. Battle jenis ini adalah yang paling sering Anda temukan dalam game.

Kedua, solo duel. Sesuai namanya, di solo duel, Anda hanya akan bertarung sendiri, menggunakan karakter utama. Dalam solo duel, ada tiga opsi tindakan yang bisa Anda ambil: bertahan, menyerang, atau melakukan serangan khusus. Solo duel memiliki mekanisme layaknya suit.

Sebagai contoh, di Suikoden pertama, opsi yang Anda punya dalam solo duel adalah Attack, Defend, dan Desperate Attack. Di sini, Attack akan mengalahkan Defend, yang mengalahkan Desperate Attack, yang akan mengalahkan Attack.

Anda bisa tahu aksi yang akan diambil oleh musuh berdasarkan kalimat yang dia ucapkan sebelum mengambil tindakan. Jadi, meskipun Anda dihadapkan dengan musuh yang lebih kuat dari karakter utama, Anda tetap bisa mengalahkannya, selama Anda berhati-hati.

Army Battle di Suikoden 2. | Sumber: YouTube

Jenis battle terakhir yang ada di Suikoden adalah Army Battle. Konami membuat Army Battle di Suikoden 2 menjadi lebih menarik dari game pertama. Di game tersebut, Army Battle menggunakan mekanisme RPS, layaknya Fire Emblem. Jadi, Anda bisa menggerakkan karakter Anda di world map. Dan setiap karakter memimpin pasukan masing-masing.

Kekuatan pasukan Anda di Army Battle tergantung pada berapa banyak karakter yang sudah Anda rekrut. Dan jika Anda tidak hati-hati, karakter bisa mati permanen dalam Army Battle. Jenis pertarungan ini akan membuat Anda merasa sebagai pemimpin pasukan militer, tidak hanya seorang pahlawan yang hendak menyelamatkan dunia sendirian.