Nintendo Switch Jadi Konsol Paling Laku ke-3, Bagaimana Bisa?

Angka penjualan Nintendo Switch kini mengalahkan PlayStation 4

Nintendo Switch kini duduk di peringkat 3 dalam daftar konsol dengan angka penjualan tertinggi. Hal ini menjadi bukti bahwa Nintendo Switch sangat populer. Menurut laporan keuangan terbaru Nintendo, per 31 Desember 2022, total penjualan Nintendo Switch telah mencapai 122,55 juta unit.

Dengan ini, angka penjualan Switch mengalahkan Sony PlayStation 4, yang telah terjual sebanyak 117,2 juta unit per 31 Maret 2022. Sementara itu, total penjualan game untuk Switch yang mencapai 994,3 juta game.

Apa yang Membuat Nintendo Switch Populer?

Nintendo merilis Switch pada Maret 2017. Ketika itu, Switch harus bersaing dengan PlayStation 4 dari Sony dan Xbox One dari Microsoft, yang dirilis pada 2013. Dari segi daya komputasi, Switch memang tidak bisa bersaing dengan PS4 ataupun Xbox One. Namun, konsol buatan Nintendo itu punya keunikan tersendiri: ia merupakan konsol hibrida yang bisa digunakan home console ataupun konsol handheld.

Memang, Nintendo punya sejarah panjang dalam membuat konsol handheld. Faktanya, salah satu handheld buatan perusahaan Jepang tersebut -- Nintendo DS -- merupakan konsol dengan angka penjualan tertinggi setelah PlayStation 2.

Total penjualan Nintendo DS tembus 154,02 juta unit. | Sumber: Wikipedia

Keunikan lain dari Nintendo Switch adalah dua Joy-Con controllers yang bisa dilepas. Menurut laporan GameRant, berkat kedua Joy-Cons, game-game di Switch bisa menawarkan gameplay yang inovatif dan berbeda dari kebanyakan game.

Sebagai contoh, dalam game Let's Go, Pikachu! dan Let's Go, Eevee!, pemain bisa menggunakan Joy-Con untuk melemparkan Poke Balls saat hendak menangkap Pokemon. Contoh lainnya, di Splatoon 2, Joy-Con, yang dilengkapi dengan motion control, bisa digunakan untuk mengarahkan senjata ke musuh.

Seperti yang disebutkan oleh IGN, Joy-Con milik Switch layaknya evolusi dari Wiimote. Controller itu dilengkapi dengan fitur gyroscopic control, HD Rumble, dan motion gameplay yang lebih akurat dari Wiimote. Dan hal ini memberikan kesempatan pada Nintendo untuk merilis ulang game-game lawas mereka dengan mekanik baru. Sejauh ini, Nintendo telah merilis beberapa game Wii U ke Switch. Dari semua game itu, Mario Kart 8 Deluxe dianggap sebagai salah satu game yang paling sukses.

Mario Kart 8 Deluxe di-porting ke Switch dan sukses.

Saat merilis Switch, Nintendo tidak berusaha untuk menyaingi atau bahkan melampaui daya komputasi PS4 dan Xbox One. Alhasil, mereka bisa menekan harga dari konsol tersebut. Sebagai perbandingan, saat diluncurkan, Switch dibanderol dengan harga US$300. Sementara itu, saat peluncuran, PS4 dihargai US$399 dan Xbox One US$499. Harga yang lebih terjangkau ini menjadi salah satu alasan mengapa Switch begitu populer, menurut laporan Forbes.

Tak berhenti sampai di situ, pada September 2019, Nintendo meluncurkan Switch Lite. Berbeda dengan Switch, versi Lite tidak memiliki docking. Jadi, konsol ini hanya bisa digunakan sebagai konsol handheld. Kabar baiknya, Lite memiliki harga yang lebih murah, yaitu US$200.

Nintendo Switch Lite memiliki harga yang lebih murah. | Sumber: Digital Trends

Menawarkan game eksklusif selalu jadi cara bagi produsen konsol untuk menarik gamers membeli konsol buatan mereka. Nintendo juga menggunakan strategi ini untuk mempopulerkan Switch.

Sekarang, Nintendo Switch punya banyak game eksklusif yang menarik. Contohnya, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, yang berhasil meraih gelar sebagai Game of the Year pada 2017. Beberapa game eksklusif Switch lain yang tidak kalah populer adalah Animal Crossing: New Horizons dan game-game dari franchise Pokemon serta Super Mario.

Proses Pengembangan Switch

Switch bisa menjadi populer berkat kerja keras tim Nintendo. Dalam wawancara dengan IGN, Yoshiaki Koizumi, Nintendo Switch General Producer menjelaskan, saat mengembangkan Switch, Nintendo membuat tim yang berisi orang-orang dengan pengalaman dari berbagai bidang. Ada orang-orang yang ahli dalam membuat desain konsol handheld, ada pula orang-orang yang tahu banyak tentang desain home console.

"Kami ingin memastikan bahwa kami bisa menyatukan pemikiran semua orang ini untuk mencapai satu tujuan," kata Koizumi. "Dari sinilah, kami bisa membuat Nintendo Switch." Dia menjelaskan, sebelum masuk ke dalam proses pengembangan, tim Nintendo menghabiskan waktu yang cukup lama untuk membahas tentang konsol game yang ideal. "Kami punya beragam ide yang kami gabungkan. Lalu, kami memilih ide-ide tersebut."

Koizumi mengungkap, pada dasarnya, Nintendo ingin membuat konsol yang sesuai dengan gaya hidup konsumen modern. Di tengah sibuknya kehidupan, para gamers mungkin tidak selalu punya banyak waktu untuk bermain game di rumah. Karena itulah, Nintendo mencoba untuk membuat konsol hibrida. Sehingga, para pemilik Switch bisa terus bermain game, baik di rumah ataupun di tempat lain.

Shinta Takahashi, Genera Manager, Nintendo Entertainment Planning & Development (EPDD) menyebutkan, salah satu hal yang paling pertama dibahas oleh tim saat mengembangkan Switch adalah fitur apa saja yang harus dimiliki oleh sebuah home console agar fans Nintendo tidak merasa kecewa. "Kami juga mencoba untuk mengerti kenapa orang-orang suka dengan WII," ujarnya.

Lebih lanjut, Takahashi mengatakan, saat membuat Switch, Nintendo tidak hanya ingin membuat home console yang bisa dibawa pergi kemanapun. "Sejak awal, kami merasa, Switch harus punya dua controllers," ujarnya. Alasannya, keberadaan dua controllers memudahkan pemilik Switch untuk mengajak orang lain untuk bermain bersama.

Controller dari Super Famicom alias Super Nintendo. | Sumber: Wikipedia

"Kami tidak hanya fokus pada hardware dari Switch," kata Takahashi. "Kami juga mempertimbangkan warna dari Joy-Con pada Switch." Pada akhirnya, Nintendo memilih untuk menggunakan warna merah dan biru. Harapannya, perbedaan warna yang jelas akan memudahkan para gamers dalam memahami gameplay pada game. "Sejak lama, Nintendo memang selalu punya pertimbangan matang akan warna," jelas Takahashi. Dia menjadikan controller pada Super Famicom sebagai contoh.

Meskipun begitu, Nintendo juga merilis Switch dengan Joy-Con berwarna abu-abu. Terkait hal ini, Takahashi mengungkap, Switch dengan Joy-Con abu-abu ditujukan untuk para gamers yang memang ingin konsol dengan tampilan simpel.

Joy-Con pada Switch memiliki ukuran yang lebih kecil dan berat yang lebih ringan dari controller dari konsol lain, seperti PlayStation. Menurut Takahashi, memasukkan berbagai fitur -- seperti HD Rumble -- pada Joy-Con dan memastikan controller ini tetap ringan dan nyaman untuk digenggam adalah tantangan lain yang harus dihadapi oleh Nintendo saat mendesain Joy-Con untuk Switch.

Ada banyak hal yang Nintendo pertimbangkan saat membuat Joy-Con untuk Switch. | Sumber: IGN

Setelah itu, Nintendo harus memikirkan tentang bagaimana fitur-fitur pada Joy-Con bisa diaplikasikan pada game. Koizumi mengatakan, tim hardware dan software Nintendo banyak melakukan tes untuk memastikan bahwa fitur-fitur Joy-Con bisa diaplikasikan pada game baik. Kabar baiknya, semua kerja keras tim Nintendo terbayar. Nintendo Switch kini menjadi salah satu konsol game paling populer sepanjang masa.

Sumber: Pexels