Peran Free Fire di Keuangan Sea, Induk Shopee

Garena, kreator Free Fire, merupakan salah satu bisnis terbesar Sea di Indonesia

Sea Ltd., perusahaan induk dari Shopee, baru saja mengungkap bahwa mereka merumahkan sekitar 3% dari karyawan mereka di Indonesia. Alasannya, karena mereka sedang berusaha menekan operasi demi efisiensi biaya.

Selain itu, mereka juga ingin memperbaiki reputasi perusahaan di depan investor. Di Indonesia, Sea punya dua bisnis besar, yaitu e-commerce Shopee dan Garena, perusahaan game dan esports yang populer berkat Free Fire.

Laporan Keuangan Sea

Berdasarkan laporan keuangan Sea pada Q2 2022, diketahui bahwa mereka mengalami kerugian sebesar US$931 juta. Nilai kerugian ini naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan besar kerugian di tahun lalu, yang hanya mencapai US$433,7 juta.

Padahal, keuangan divisi e-commerce Sea, Shopee, mengalami "peningkatan yang signifikan", ungkap CEO dan Chairman Sea, Forrest Li, dikutip dari Deal Street Asia.

Sementara itu, dari segi pemasukan, Sea dapat mengumpulkan US$2,9 miliar pada Q2 2022. Angka ini naik 29% dari tahun sebelumnya. Dari total pemasukan Sea, Shopee memberikan kontribusi sebesar US$1,7 miliar. Pemasukan divisi e-commerce itu naik 51% dari tahun sebelumnya. Asia Tenggara dan Taiwan menjadi dua pasar terbesar untuk Shopee saat ini.

Pemasukan Sea pada Q2 2021 dan Q2 2022. | Sumber: Deal Street Asia

"Keuangan divisi Shopee mengalami peningkatan yang signifikan berkat model monetisasi yang kami gunakan dan peningkatan efisiensi di semua pasar kami. Divisi ini bahkan memiliki tingkat pertumbuhan yang sehat, jika dibandingkan dengan pesaing," ujar Li.

Namun, ke depan, Sea memperkirakan, aktivitas belanja online akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi setelah tren naik selama pandemi.

Kabar baiknya, divisi layanan keuangan Sea mengalami pertumbuhan pesat selama Q2 2022. Total pemasukan dari divisi tersebut mencapai US$279 juta, naik lebih dari 200% dari tahun sebelumnya. Jumlah volume transaksi di mobile wallet buatan Sea mengalami kenaikan.

Pada Q2 2022, total volume transaksi untuk mobile wallet mencapai US$5,7 miliar, naik 36% dari tahun 2021. Terakhir, jumlah pengguna aktif per kuartal dari produk SeaMoney juga tumbuh sebesr 53%, menjadi 52,7 juta orang. Sea mengatakan, hampir 40% dari pengguna Shopee di Asia Tenggara juga telah menggunakan SeaMoney.

Pengguna aktif per kuartal di Garena. | Sumber: Deal Street Asia

Untuk divisi gaming Sea, Garena, mereka melaporkan pemasukan sebesar US$900,3 juta pada Q2 2022. Angka ini turun dari pemasukan Garena pada Q2 2021, yang mencapai lebih dari US$1 miliar.

Sementara nilai bookings -- yang merupakan tolok ukur Garena akan spending para pemain -- juga mengalami penurunan, dari US$1,2 miliar pada tahun lalu, menjadi US$717,4 juta di tahun ini. Dan, jumlah pengguna aktif per kuartal juga mengalami penurunan sebesar 15%, menjadi kurang dari 620 juta orang.

Peran Garena (FF) di Sea

Garena merupakan salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi besar pada pemasukan Sea. Principal Advisor Nilzon Capital, John Octavianus bahkan mengatakan, selama ini, banyak pengamat percaya bahwa Garena merupakan penopang hidup Shopee dan berfungsi layaknya "penyedia subsidi silang", seperti yang disebutkan oleh CNBC.

Free Fire merupakan kunci di balik kesuksesan Garena. Pada Q2 2022, game battle royale itu sukses menjadi game yang paling banyak diunduh di dunia. Sementara dari segi jumlah pemain aktif bulanan di Android, Free Fire berhasil duduk di peringkat tiga.

Free Fire sangat populer di Amerika Latin dan Asia Tenggara. Di dua kawasan tersebut, game buatan Garena ini telah mempertahankan gelarnya sebagai mobile game dengan pemasukan terbesar selama 12 kuartal, menurut laporan Pocket Gamer.

Free Fire merupakan sumber pemasukan utama Garena.

Sayangnya, bisnis Free Fire tidak selalu mulus. Salah satu masalah yang Garena hadapi adalah pemblokiran di India. Padahal, 16% dari total pemain Free Fire berasal dari negara tersebut.

Alasan pemerintah India memutuskan untuk memblokir Free Fire adalah karena hubungan antara India dan Tiongkok yang memanas pada awal 2022. Alhasil, masing-masing negara pun menjadikan kebijakan ekonomi sebagai "senjata" untuk menyerang yang lain.

India "menyerang" Tiongkok dengan memblokir sejumlah game dan aplikasi buatan perusahaan Tiongkok. Dan Free Fire merupakan salah satu game yang terkena blokir. Memang, Sea merupakan perusahaan yang bermarkas di Singapura. Meskipun begitu, Tencent -- publisher game terbesar di dunia yang berasal dari Tiongkok -- merupakan pemilik saham terbesar dari Sea. Hal inilah yang membuat Free Fire ikut terkena imbasnya.

Tak hanya itu, pada awal September 2022, Garena dilaporkan telah memecat puluhan karyawannya. Dua divisi yang terkena dampak dari pemecatan ini adalah divisi livestream dan development.

Staf yang bertanggung jawab atas Booyah! -- aplikasi komunitas dan livestream milik Garena -- juga dipecat, menurut dua narasumber Reuters. Salah satu dari mereka menyebutkan, hal itu berarti, ada sekitar 30-40 orang di Garena yang akan dirumahkan.

Sea Labs jadi salah satu divisi yang terkena dampak pemecatan di Garena. | Sumber: Gamedaim

Dikabarkan, Garena menutup Sea Labs, divisi development mereka, beserta dengan sejumlah proyek eksperimen mereka. Dua proyek yang disebutkan telah dihentikan adalah proyek public cloud dan blockchain.

Narasumber lain mengonfirmasi bahwa Sea telah memberhentikan beberapa proyek besar dan memecat "puluhan orang". Dia menyebutkan, alasan Garena melakukan hal itu adalah karena Sea ingin meningkatkan laba perusahaan.

Kepada Reuters, juru bicara Sea mengatakan, perusahaan telah membuat sejumlah perubahan demi meningkatkan efisiensi dalam operasi perusahaan. Dan keputusan tersebut akan mempengaruhi sejumlah karyawan.

Lebih lanjut sang juru bicara menjelaskan, mereka akan fokus untuk memperkuat ekosistem mereka di masa depan. Sayangnya, dia tidak mengatakan berapa banyak karyawan yang Garena pecat.