Review Vivo X80 Pro: Smartphone kencang Berkamera ISOCELL GNV, Zeiss, dan Desain Premium

Vivo kembali meluncurkan smartphone dengan kamera lengkap dan hasil yang menawan dengan ISOCELL GNV yang berbalut dengan Zeiss T* coating serta cip V1+

Sukses dengan beberapa flagship sebelumnya, Vivo kembali menghadirkan seri teratasnya di Indonesia. Smartphoneflagship dari Vivo biasanya mengedepankan hasil kamera yang cukup memukau. Selain itu, perangkat ini juga membawa beberapa teknologi yang baru. Perangkat tersebut adalah Vivo X80 Pro yang merupakan penerus dari X70 Pro+.

Perangkat yang satu ini pun sudah datang ke meja pengujian Hybrid. Vivo memang mengeluarkan 2 varian, yaitu X80 Pro yang menggunakan Snapdragon 8 Gen 1 dan X80 yang memakai Mediatek Dimensity 9000. Kedua perangkat ini masih merupakan hasil kerjasama dengan Zeiss. Untuk urusan sensor juga menggunakan produksi terbaru dari Samsung Isocell yaitu GNV untuk X80 Pro.

Vivo juga memperkenalkan cip baru hasil kerjasama mereka dengan Mediatek. Cip tersebut bernama Vivo V1+ yang akan meningkatkan kualitas gambar dari kamera yang dipakai. Selain itu, Vivo juga menghadirkan 3D Ultrasonic Large Fingerprint sensor yang memberikan bundaran yang lebih besar untuk pemindaian sidik jari.

Untuk spesifikasi lengkapnya dari unit yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel Review Vivo X80 Pro berikut ini:

SpesifikasiVivo X80 Pro
SoCSnapdragon 8 Gen 1
CPU1 x 3 GHz Cortex-X2 + 3 x 2.40 GHz Cortex-A710 + 4 x 1.70 GHz Cortex-A510)
GPUAdreno 730
RAM12 GB + Extended RAM 4 GB
Internal256 GB UFS 3.1
Layar6,78 inci 3200x1440 120Hz LTPO3 AMOLED Schott Xensation Up
Dimensi164.6 x 75.3 x 9.1 mm
Bobot215 gram
Baterai4700 mAh 80 watt charger
Kamera50 MP / 12,5 MP utama, 48 MP / 12 MP Ultrawide, 12 MP Zoom 2x, 8 MP Zoom 5x, 32 MP Selfie
OSAndroid 12 Funtouch 12

Untuk hasil pemindaian dengan menggunakan software CPU-Z, AIDA 64, serta SensorBox bisa dilihat pada gambar berikut ini

Walau memiliki RAM sebesar 12 GB, Vivo juga menghadirkan teknologi memori virtual. Dengan nama Extended RAM, kapasitasnya 4 GB dan mengambil ruang dari penyimpanan internal. Dengan menggunakan teknologi UFS 3.1 tentu saja kinerja pembacaan dan penulisan cache kencang sehingga akan minim lag. Penggunaan selama 3 mingguan membuktikan hal tersebut.

Unboxing Review Vivo X80 Pro

Perlengkapan inilah yang bisa didapatkan didalam kotak penjualan dari Vivo X80 Pro. Tentunya, sebuah charger dengan daya 80 watt sudah tersedia pada paket penjualannya. Kabel USB-C yang juga cukup tebal untuk mengalirkan daya listrik tersebut juga sudah ada.

Desain

Jika Anda pernah melihat Vivo X70 Pro+, ada sedikit kemiripan pada desain belakang dari X80 Pro. Hal tersebut adalah bagian kameranya yang ada dalam sebuah kotak menonjol yang hampir memakan 1/2 dari bagian belakang X80 Pro. Logo Vivo terletak pada bagian bawah dengan logo Zeiss yang ada didalam kotak kameranya. Untuk warnanya, yang saya dapatkan kali ini bernama Cosmic Black.

Pada kotak yang berisikan kamera tersebut, Vivo mengelompokkan lagi kameranya dalam sebuah bundaran. Didalam bundaran tersebut terdapat 3 buah kamera, yaitu kamera utama dengan 50 MP, kamera ultrawide, serta telephoto 2x. Untuk kamera telephoto 5x terletak dibagian bawah bundaran dengan bentuk kotak. LED flash terletak di bagian kanan di luar bundaran tersebut.

Layar dari perangkat yang satu ini menggunakan panel berjenis LTPO3 AMOLED yang memiliki refresh rate 120 Hz. Resolusinya sendiri ada di 3200x1440 pada layar yang memiliki dimensi 6.78 inci. Pada perangkat yang satu ini, Vivo menggunakan pelindung dari Schott, perusahaan asal Jerman, dengan Xensation Up. Schott sendiri mengklaim bahwa Xensation Up memiliki ketahanan yang lebih baik dari Gorilla Glass dengan menawarkan lebih banyak fitur.

Berbicara mengenai layar, Vivo juga mengimplementasikan 3D Ultrasonic Large Fingerprint sensor. Fitur ini akan menghilangkan ketidaknyamanan saat ingin memindai sidik jari untuk membuka layarnya. Vivo memberikan ruang yang lebih besar sekitar 2x dari perangkat lainnya dan juga kecepatan tinggi dalam mendeteksi sidik jari.

Pada bagian atasnya ditemukan sebuah microphone kedua,speaker kiri yang tergabung dengan speaker untuk menelepon, dan sensor infra merah. Tombol power, volume naik dan turun ada pada sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot SIM, port USB-C, speaker kanan, serta microphone utama.

Unit Vivo X80 Pro yang saya dapatkan sudah menggunakan sistem operasi Android 12. Oleh karena itu pula, antar muka yang digunakan sudah memakai Funtouch OS 12 yang tentunya lebih responsif jika dibandingkan dengan versi sebelumnya. Vivo juga memiliki fitur extended RAM sebesar 4 GB (tidak bisa diubah kapasitasnya) yang bisa menaruh cache pada penyimpanan internal. Antarmuka ini juga mengijinkan penggunanya untuk mengganti berbagai animasi melalui setting.

Konektivitas

Vivo X80 Pro menggunakan SoC Snapdragon 8 Gen 1 yang menggunakan modem X65. Tentunya, modem ini sudah mendukung jaringan 4G LTE dan 5G NR yang ada di Indonesia. Modem ini juga sudah mendukung beberapa teknologi terbaru dari Qualcomm seperti penghemat daya, signal boostsmart transmitcarrier aggregation untuk 4G dan 5G, dan lain sebagainya.

Smartphone ini sudah mendukung band 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 32, 38, 39, 40, 41, 42, dan  66 untuk 4G LTE. Untuk jaringan 5G, keduanya juga sudah mendukung band n 1, 2, 3, 5, 7, 8, 20, 28, 38, 40, 41, 66, 77, dan 78 baik SA maupun NSA. Dengan dukungan tersebut, tentu saja semua operator di Indonesia bisa terkoneksi pada jaringan 4G dan 5G.

Dengan menggunakan Snapdragon 8 Gen 1, tentu saja perangkat ini sudah mendukung Qualcomm FastConnect 6900. Qualcomm FastConnect 6900 membuat kedua perangkat ini sudah mendukung WiFi 6E serta Bluetooth 5.3. Dan untuk mengetahui lokasi, Vivo X80 Pro sudah bisa terkoneksi dengan Beidou, Galileo, GLONASS, NavIC, GPS, dan QZSS.

Kamera: 50 MP Samsung ISOCELL GNV

Vivo X80 Pro menggunakan sensor paling baru buatan Samsung. Ternyata, sensor ini merupakan versi modifikasi dari ISOCELL GN1 yang memang khusus untuk Vivo. Kamera ultrawide yang terpasang menggunakan sensor Sony IMX 598 dan pada zoom 2x adalah Sony IMX 663. Untuk kamera telephoto 5x menggunakan sensor SK hynix Hi-847.

Vivo juga mengimplementasikan chip bernama Vivo V1+ yang merupakan hasil kerjasama mereka dengan Mediatek. Oleh karena itu, banyak beredar kabar bahwa sebenarnya cip ini lebih optimal jika digunakan bersamaan dengan SoC Dimensity. Vivo V1+ membuat X80 Pro bisa mengambil gambar pada malam hari, walaupun dengan tingkat cahaya 1 lux. Selain itu, cip ini juga akan meningkatkan kualitas gambar dari sisi warna, noise, ketajaman, dan lain sebagainya.

Kamera utamanya akan menghasilkan gambar 12,5 MP saat algoritma quad bayer digunakan. Kamera ini juga menghasilkan gambar yang cukup memukau, di mana minim noise dan cukup tajam. Namun, gambar yang tertangkap sering menghasilkan warna yang tidak konsisten. Hal tersebut juga termasuk fokusnya pada saat mendeteksi wajah orang sehingga sering kali miss focus dari apa yang kita mau.

Kamera telephoto 2x menghasilkan gambar yang sedikit berbintik jika dilihat dengan seksama. Warnanya juga sedikit lebih warm jika dibandingkan dengan kamera utamanya. Untuk kamera telephoto 5x, memang tingkat ketajamannya tidak sebaik 2 kamera lainnya. Namun, noise dan warnanya masih tetap terjaga.

Berikut contoh gambar kamera telephoto 2x

Untuk hasil telephoto 5x bisa dilihat pada gambar berikut

Kamera ultrawide yang ada juga bisa menghasilkan gambar yang cukup bagus. Hasil tangkapannya memang tidak terlalu tajam, namun warnanya juga masih tetap terjaga. Hasil seperti ini memang bisa diandalkan untuk keperluan pengambilan gambar sehari-hari, seperti saat berkumpul dengan rekan-rekan.

Smartphone ini juga memiliki kemampuan untuk mengambil gambar makro. Hal tersebut dapat dicapai dengan menggunakan kamera ultrawide sehingga hasil gambarnya kurang lebih sama. Namun, saya cukup menyarankan untuk selalu mematikan mode otomatis karena saat kamera mendekati sebuah obyek akan selalu terganti dari kamera utamanya. Walaupun hasilnya masih bagus, saya masih menyarankan untuk menggunakan kamera utama saat mengambil gambar.

Kamera depan pada perangkat ini memiliki hasil yang cukup baik pula. Tingkat ketajamannya memang patut diacungi jempol. Warna yang terambil juga terjaga cukup baik sehingga tidak terlalu berlebihan atau buram.

Pengujian Kinerja

Vivo X80 Pro menggunakan chipset terbaru dari Qualcomm dengan Snapdragon 8 Gen 1. SoC ini sendiri memiliki 3 buah cluster yaitu Prime, Performance, dan Efficiency. Cluster terkencang menggunakan Cortex X2 dengan kecepatan 3 GHz, 3 inti Cortex A710 berkecepatan 2,5 GHz pada cluster performance, dan 4 inti Cortex A510 dengan clock 1,8 GHz pada cluster efficiency. GPU yang digunakan adalah Adreno 730.

Smartphone ini saya gunakan selama sekitar 3 minggu. Dalam rentang waktu tersebut, perangkat ini saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti bermain game serta untuk bekerja. Kedua skenario tersebut tentu saja menggunakan aplikasi-aplikasi yang saya download melalui Google Play serta V-Appstore.

Bermain Game

Dalam menguji perangkat yang satu ini, tentu saja harus menggunakan game yang benar-benar memakai resource yang tinggi. Dua pilihan saya jatuh pada Genshin Impact dan Tower of Fantasy. Namun sayang, walaupun sudah memilih setting tertinggi pada Tower of Fantasy, saya tidak bisa menjalankan game ini pada framerate paling tinggi. Jadi, hanya bisa berjalan pada 60 fps saja.

Sama seperti kebanyakan smartphone yang menggunakan SoC Snapdragon 8 Gen 1, panas yang dihasilkan akan menyebabkan perangkatnya throttling. Hal tersebut lah yang membuat Genshin Impact hanya bisa berjalan pada framerate 45 saja. Namun uniknya, framerate tersebut sangat stabil jika dibandingkan dengan perangkat sekelas. Hal tersebut dicapai dengan mengaktifkan Game frame interpolation yang ada pada fitur mode Ultra Game.

Seperti yang sudah diutarakan di atas, saya memiliki mode tertinggi pada game Tower of Fantasy. Sayangnya, fitur game frame interpolation belum mendukung game ini. Jadi walaupun saya pasang pada pilihan framerate 90 fps, tetap saja game hanya berjalan pada 60 fps.

Untuk mengukur framerate, saya menggunakan aplikasi GameBench yang akurat dalam menghitung frame per detiknya. Berikut adalah hasil pengujian game pada kedua perangkat.

Bekerja dan Hiburan

Dengan RAM sebesar 12 GB ditambah 4 GB tentu saja membuat perangkat ini tidak kesulitan dalam menjalankan banyak aplikasi. Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome adalah aplikasi yang sudah pasti saya gunakan tiap hari. Beberapa kali saya menemukan bahwa sebagian dari aplikasi tersebut masih tetap terbuka di background saat sudah ditutup dan beralih ke aplikasi lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa perangkat ini nyaman digunakan untuk multitasking.

Netflix dan Disney+ pun tidak luput dari aplikasi yang saya gunakan untuk menonton. Tidak ada masalah sama sekali pada saat menggunakan ke 2 aplikasi tersebut untuk menonton. Melakukan rendering video untuk pekerjaan saya juga bisa dilakukan dengan cukup nyaman. Namun, panasnya memang cukup terasa ditangan.

Benchmark

Dengan menggunakan Snapdragon 8 Gen 1, tentu saja SoC ini dapat bekerja dengan kecepatan tinggi. Saya juga menghadirkan kembali duo Snapdragon, yaitu 888 dan 870. Perlu diketahui bahwa Vivo sepertinya memiliki kebiasaan untuk sedikit menurunkan performanya. Hal tersebut kemungkinan dilakukan agar panas yang dihasilkan tidak terlalu tinggi sehingga bisa menghindari throttling.

Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Hasilnya, perangkat ini memang lebih cepat bila dibandingkan dengan pembanding yang saya hadirkan. Namun, hasil tersebut masih ada di bawah beberapa perangkat yang sama-sama menggunakan SoC SD 8 Gen 1. Walaupun begitu, hasilnya tidak akan terasa pada penggunaan sehari-hari dan akan terasa kencang-kencang saja.

Uji baterai: 4700 mAh

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 4700 mAh akan menguras banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Vivo X80 Pro dapat bertahan hingga 14 jam 28 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 80 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 40 menit.

Hasil seperti ini tentu saja bisa merepresentasikan pemakaian sekitar 1 hari. Apalagi, kebanyakan perangkat smartphone akan lebih banyak idle saat dipakai. Saat digunakan untuk bermain game, tentu saja daya tahan baterainya akan berkurang cukup jauh.

Verdict Review Vivo X80 Pro

Sebuah smartphone flagship tentu saja harus memiliki keunggulan di segala sisi. Hal tersebut termasuk kinerja, desain, hasil kamera, dan teknologi-teknologi terbaru. Vivo kembali meluncurkan perangkat yang merangkum semua itu ke dalam smartphone unggulannya. Smartphone tersebut bernama Vivo X80 Pro.

Kinerja dari perangkat yang satu ini sudah tidak perlu lagi dipertanyakan karena merupakan salah satu yang terkencang saat ini. Namun karena menggunakan Snapdraogn 8 Gen 1 membuatnya panas serta sering throttling. Kinerja yang ada didukung dengan baterai yang mampu bertahan selama seharian. Dan jika kehabisan baterai, pengisian kencang membuatnya bisa diisi penuh dalam waktu sekitar 40 menit.

Kamera juga menjadi andalan dari X80 Pro untuk bersaing di pasar Indonesia. Dengan ISOCELL GNV, membuat smartphone ini bisa menangkap momen dengan baik di segala kondisi. Selain bisa menangkap gambar dengan baik, video yang dihasilkan juga sangat bagus. Apalagi, dengan Gimbal OIS yang terpasang dapat menstabilkan pengambilan gambar tanpa buram.

Vivo menjual X70 Pro dengan RAM 12 GB serta penyimpanan internal 256 GB dengan harga Rp. 15.999.000. Harga tersebut tentu saja terpaut cukup jauh jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya di Indonesia, X70 Pro. Namun, pengguna akan mendapatkan teknologi terbaru, kinerja tinggi, desain premium, serta kamera dengan hasil yang bagus pada perangkat yang satu ini. Perangkat ini tentu saja cocok untuk mereka yang menginginkan perangkat premium dan nyaman digunakan pada berbagai kegiatan sehari-hari

Sparks

  • Pemindaian sidik jari yang cepat dan lebar
  • Hasil foto yang bagus dalam segala kondisi
  • Desain cantik dan premium
  • Dengan SD 8 Gen 1 membuatnya menjadi salah satu perangkat terkencang saat ini
  • Pengisian baterainya cepat
  • Daya tahan baterai cukup baik, bisa bertahan seharian

Slacks

  • Walaupun kinerjanya tinggi, namun masih dibawah smartphone dengan SoC yang sama
  • Pada beberapa kasus seperti bermain game, perangkat menjadi panas
  • Kotak bagian kamera cukup lebar sehingga mudah terkena minyak jari tangan