Atari Ingin Rilis 11 Game Baru di Tahun Ini

Atari juga punya berbagai proyek terkait blockchain dan hardware, termasuk VCS

Atari merayakan ulang tahunnya yang ke-50 di tahun lalu. Wade Rosen, yang ditunjuk untuk menjabat sebagai CEO di 2021, mengatakan bahwa mereka mulai merayakan ulang tahun perusahaan di awal tahun. Hanya saja, Atari punya satu masalah: kekurangan konten. Alhasil, memperkaya portofolio Atari menjadi strategi pertama yang Rosen terapkan.

"Kami masih punya rencana lain untuk merayakan ulang tahun Atari yang ke-50," kata Rosen, dikutip dari VentureBeat. "Kabar baiknya, dalam beberapa tahun ke depan, ada beberapa game kami yang juga merayakan ulang tahun ke-50."

Keadaan Atari Saat Ini

Atari memang sudah berumur 50 tahun. Namun, mereka tidak mempekerjakan banyak staf. Sambil bercanda, Rosen mengungkap bahwa Atari merupakan "startup" yang berumur 50 tahun. Pasalnya, tim inti mereka hanya terdiri dari 30 orang. Namun, dia mengatakan, Atari juga punya karyawan outsourcing.

Rosen merasa, memiliki sedikit karyawan menawarkan keuntungan tersendiri bagi Atari. Salah satunya, setiap orang punya kesempatan untuk memberikan kontribusi yang signifikan pada perusahaan.

Saat ini, salah satu kesibukan Atari adalah membuat remake dari game-game lawas mereka. Game-game yang dibuat ulang ini masuk dalam seri Recharged. Beberapa game yang Atari telah rilis ulang adalah Asteroids: Recharged, Centipede: Recharged, Breakout: Recharged, Missile Command: Recharged, dan lain sebagainya.

Beberapa game dari seri Recharged. | Sumber: Atari

Selain itu, Atari juga bekerja sama dengan Utomik untuk merilis beberapa game ke layanan cloud gaming. Ada tiga game yang Atari rilis untuk layanan cloud gaming, yaitu RollerCoaster Tycoon 2: Triple Thrill Pack, Pong Quest, dan Asteroids: Recharged.

Rosen mengatakan, sebagai perusahaan game, Atari ingin merilis game-game yang mudah untuk dipelajari, tapi sulit untuk dikuasai. Dia menjadikan Akka Arrh sebagai contoh. Game arcade buatan Jeff Minter itu dirilis oleh Atari pada akhir Februari 2023.

"Anda tidak butuh waktu lama untuk mengerti cara memainkan Akka Arrh," ujar Rosen. "Tapi, untuk bisa menguasai game tersebut, Anda akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar." Game yang mudah untuk mainkan berarti, para newbies tidak perlu khawatir mereka akan kesulitan untuk mengerti gameplay dari game tersebut.

Rosen juga mengatakan, Atari juga akan berusaha untuk membuat "narasi universal" untuk game-game Atari. Harapannya, game-game Atari akan punya narasi yang berkesinambungan, bahkan pada game-game yang tidak punya banyak cerita.

"Kami ingin agar narasi di Centipede berhubungan dengan Missile Command dan Missile Command memiliki kaitan dengan Asteroid. Kami akan fokus untuk melakukan hal ini dalam beberapa tahun ke depan," ungkap Rosen. "Sehingga, semua game kami akan menjadi bagian dari Atari universe."

Strategi Atari di Lisensi, Blockchain, dan Game

Tak hanya merilis game, Atari juga memiliki bisnis lisensi. Salah satunya, lisensi untuk hotel. Rosen mengungkap, perusahaan yang membeli lisensi Atari bermarkas di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Dia juga menyebutkan, untuk bisnis hotel, Atari memberikan kebebasan penuh pada rekan mereka dalam mengambil keputusan bisnis.

Ke depan, Rosen juga tertarik untuk menjual lisensi Atari di industri media, termasuk film, seri TV, animasi, dokumenter, dan lain sebagainya. "Kami baru saja mengumumkan kerja sama dengan APA. Mereka akan menjadi perwakilan kami," ujar Rosen.

CEO Atari, Wade Rosen. | Sumber: VentureBeat

Rosen bercerita, Atari juga punya berbagai program terkait blockchain. Namun, ada beberapa proyek blockchain mereka yang sudah berdiri mandiri, lepas dari Atari. Untuk proyek Web3, Atari sendiri fokus pada inisiatif terkait komunitas, yang memungkinkan orang-orang untuk saling berinteraksi dengan satu sama lain.

Rosen merasa, kini tengah terjadi peralihan di industri Web3. Proyek-proyek Web3 tidak lagi sepenhnya fokus pada mendapatkan keuntungan, tapi pada kegunaan dari produk yang dihasilkan.

"Gaming merupakan bagian dari semua itu," kata Rosen. Meskipun begitu, dia menganggap, hal utama yang mendorong pertumbuhan industri Web3 adalah proyek terkait komunitas. Pasalnya, teknologi Web3 memungkinkan perusahaan, termasuk Atari, untuk melakukan integrasi dengan perusahaan-perusahaan yang menjadi rekan mereka.

Beberapa game retro dari Atari. | Sumber: Game Retro

Pada akhirnya, game tetap menjadi fokus bisnis Atari. Rosen mengatakan, setiap tahun, Atari selalu berusaha untuk menambahkan jumlah game yang mereka rilis. Tahun lalu, Atari merilis tujuh game. Di tahun ini, Atari berencana untuk meluncurkan 11 game.

Dari semua game yang Atari hendak rilis di tahun ini, sebagian memiliki skala yang cenderung kecil, seperti game di lini Recharged. Sementara sebagian yang lain punya skala yang lebih besar. "Saya rasa, kami akan menyediakan berbagai konten keren, tidak terbatas pada konsol," kata Rosen. "Kami mencoba untuk melakukan berbagai hal inovatif di bidang game."

Di tahun ini, Rosen mengungkap, Atari juga akan mengumumkan beberapa proyek hardware baru. Salah satu proyek itu akan melibatkan VCS. Atari ingin membuat agar VCS menawarkan lebih banyak fungsi. Karena itulah, mereka berusaha untuk meningkatkan kemampuan VCS dari segi hardware.

Sumber header: Wikipedia