Menangkan Riyadh Masters, Team Spirit Bawa Pulang Hadiah Senilai Rp75,4 Miliar

Hadiah yang Team Spirit dapatkan ini melampaui jumlah hadiah yang Gaimin Gladiators peroleh dari kemenangan 5 turnamen sepanjang tahun

Team Spirit berhasil keluar sebagai juara di Riyadh Masters, kompetisi Dota 2 dengan prize pool terbesar musim ini yang diadakan di Arab Saudi. Setelah mengalahkan Team Liquid dengan skor 3-1, tim asal Rusia ini membawa pulang hadiah utama senilai $5 juta atau sekitar Rp75,4 miliar.

Kemenangan ini menjadi yang pertama bagi Team Spirit, sejak bergabungnya Denis "Larl" Sigitov sebagai midlaner mereka di tahun 2022. Setelah The International 11, performa Team Spirit terbilang cukup biasa dan bahkan kesulitan untuk menembus 4 besar di beberapa kesempatan. Usai bertanding di beragam kompetisi dunia sepanjang tahun, usaha Yatoro c.s. akhirnya membuahkan hasil.

Jika dilihat dari hadiah uang yang mereka menangkan, kemenangan Team Spirit di Riyadh Masters jauh melampaui Gaimin Gladiators yang memenangkan 5 turnamen secara berturut-turut.

Seleksi Tim

Riyadh Masters merupakan sebuah turnamen bergengsi yang berada di ujung musim DPC 2023. Karena turnamen ini bersifat non-DPC, maka penyelenggara memiliki cara tersendiri untuk menyaring tim mana saja yang berhak mengikutinya, melalui sistem EPT.

Di sela-sela kualifikasi Major DPC, terdapat dua turnamen online yang diadakan, yaitu ESL Dreamleague S19 dan S20. Setiap kedudukan dari para pemenang dan peserta yang mengikuti kedua turnamen tersebut diakumulasi untuk dijadikan seeding pada babak grup. Team Spirit menjadi salah satu dari delapan tim yang mendapatkan posisi aman untuk berlaga di babak Group Stage.

Setelah mendapatkan delapan tim, terdapat 11 tim lain yang diundang berdasarkan EPT (sistem ranking milik ESL) dan satu tim lagi dari kualifikasi regional MENA (Middle East and North Africa). Tim yang lolos dari babak kualifikasi ini adalah Quest Esports.

Play-In

Babak ini merupakan babak yang menyisihkan 12 tim, sebelum akhirnya diadu kembali dengan delapan tim utama. Meski secara ranking EPT rendah, namun babak ini diisi oleh sejumlah tim papan atas yang patut diperhitungkan, seperti Team Liquid, 9Pandas, Team Aster, Team Secret, dan Quest Esports.

Terdapat dua pemain asal Indonesia yang sempat bertanding di babak ini, yaitu Saieful "Fbz" Ilham (Team Secret) dan Matthew "Whitemon" Filemon (TSM).

Dengan format round-robin, empat tim berhasil keluar sebagai pemenang, yaitu Team Aster, Team Liquid, Quest Esports, dan Xtreme Gaming. Bagi delapan tim yang tersisa, mereka harus menghadapi Decider Match yang menyisihkan 4 tim lagi. Dari babak tersebut, didapatkanlah TSM, Team Secret, OG, dan 9Pandas untuk lolos ke babak selanjutnya.

Group Stage

Dengan lengkapnya peserta kompetisi, maka dimulailah babak grup yang sangat kompetitif. Dari ke-16 tim yang bertanding, tim yang digadang-gadang sebagai juara tentunya adalah Gaimin Gladiators yang telah memenangkan 5 turnamen berturut-turut.

Selain itu ada juga Team Liquid dan BetBoom Team yang memegang posisi kuat berkat rekam jejak mereka selama musim DPC 2023 yang lebih unggul. Team Spirit sendiri awalnya tidak terlalu diperhitungkan karena belum ada hasil yang cukup memuaskan. Meski begitu, Team Spirit terus memberikan performa terbaik mereka secara konsisten.

Babak Group Stage berlangsung selama 4 hari dan empat tim dari masing-masing grup dengan peringkat teratas akan langsung melaju ke babak play-off Upper Bracket. Babak tiebreaker juga sempat terjadi yang mengadu kembali Tundra Esports, TSM, dan Shopify Rebellion. Dari ketiganya, Tundra Esports yang keluar sebagai pemenang.

Play-off

Memasuki tahap play-off, Team Spirit memulai dengan awalan yang cukup kuat. Meski menjadi yang kedua tertinggi di grup A, Team Spirit awalnya masih belum terlalu dianggap sebagai kandidat juara akibat hasil yang kurang memuaskan sepanjang tahun. Di Upper Bracket pertamanya, Team Spirit disambut oleh salah satu tim terbaik asal Tiongkok, Team Aster.

Team Spirit VS Team Aster

Dibandingkan dengan tim lain, pertandingan Team Spirit melawan Team Aster ini berlangsung relatif singkat. Banyak hal menarik yang terjadi selama pertandingan BO3 tersebut berlangsung. Contohnya seperti pada game pertama, Team Spirit mengambil Bristleback sebagai last pick. Hero tersebut termasuk yang sangat jarang dimainkan selama beberapa bulan terakhir.

Komposisi hero dari Team Spirit lebih mengandalkan skirmish karena banyaknya hero low cooldown, sehingga mampu memicu perang sebanyak yang diinginkan. Sedangkan Aster yang mengambil Clinkz dan Templar Assassin lebih mengandalkan fase laning yang nantinya diharapkan keunggulannya bisa diubah ke fase late-game. Sayangnya, Team Aster harus menyerah pada menit ke-39.

Team Spirit VS BetBoom Team

Setelah mengalahkan Aster dengan skor 2-0, Team Spirit bertemu dengan rival mereka dari Eastern Europe, BetBoom Team. Kedua tim ini cukup memiliki sejarah, seperti TorontoTokyo yang sebelumnya memenangkan TI bersama Team Spirit, serta Larl yang pernah memperkuat BB. Pertandingan civil war ini berlangsung cukup seru, karena kedua tim ini saling mengenali karakteristik dari lawan bermainnya.

Sempat bertukar poin hingga 1-1, puncak persaingan terjadi di game ketiga. Team Spirit memilih Faceless Void karena merupakan salah satu hero terbaik Yatoro, sedangkan BetBoom mengambil Terrorblade dan juga Axe untuk Pure yang sebelumnya memiliki performa fenomenal.

Ketika pertandingan dimulai, BetBoom Team berhasil memenangkan fase laning dan mampu mengumpulkan keunggulan dan mengontrol peta. Banyak objektif yang didapatkan serta beberapa tangkapan dari Axe berhasil menipiskan harapan Team Spirit untuk menang. Game bergulir hingga ke menit 60, BetBoom masih memegang keunggulan dengan perbedaan net worth hingga 30k. Meski begitu, BetBoom kesulitan untuk menutup pertandingan.

Ketika BetBoom mulai mengambil barrack bawah di menit 63, Team Spirit melihat celah dan berhasil memanfaatkannya. Alhasil, tiga hero core BetBoom mati dan mengundur tekanan kepada Team Spirit.

Kegagalan kedua terjadi ketika BetBoom kembali mencoba menekan high ground untuk barrack atas pada menit ke-69, namun gagal dan harus kehilangan Ember Spirit dan Axe selama 100 detik lebih.

Momentum Team Spirit sudah tidak bisa dibendung ketika mereka memulai melakukan push di lane tengah. Sebelum mencapai high ground, BetBoom mencoba untuk melakukan tangkapan kejutan kepada Yatoro. Namun sayangnya percobaan tersebut kembali gagal dan membalikkan keadaan. Tidak adanya buyback dari hero-hero BetBoom menyebabkan mereka harus menyerah di menit ke-72.

Semifinal: Team Spirit VS Team Liquid

Masuk ke 3 besar, Team Spirit kembali diuji dengan bertanding melawan salah satu tim terkuat, Team Liquid. Sebelum memasuki Riyadh Masters, Team Liquid merupakan runner-up di Bali Major.

Pada game pertama, Team Spirit harus mengakui kekalahan mereka dengan cukup telak. Strategi mereka gagal melawan dominasi Medusa dan Dragon Knight di sepanjang gameMeski Yatoro sempat beberapa kali melakukan rat dengan Naga Siren, namun perbedaan net worth dan item yang terlalu jauh membuat Team Spirit sulit membalikkan keadaan.

Memasuki game kedua, masing-masing tim mengambil hero-hero terbaik mereka. Yang cukup unik dari draft Team Liquid adalah mereka mengambil Leshrac sebagai last-pick, namun tanpa mengambil Io. Padahal, Io sendiri juga tidak disentuh oleh Team Spirit. Sedangkan Yatoro berhasil mendapatkan Slark dan Beastmaster. Pertandingan berlangsung hingga 54 menit dan berakhir dengan kemenangan Team Spirit.

Di game ketiga, Team Liquid sepertinya mencoba untuk kembali ke strategi game pertama dengan mengambil lagi Dragon Knight. Namun ketika draft selesai dipilih, DK diberikan kepada Zai sebagai hero offlane, sebuah langkah yang cukup jarang dilakukan oleh tim lain. Team Spirit sendiri mengambil Lycan sebagai hero offlane, Windranger untuk mid, dan Faceless Void untuk carry. Ketiga hero core tersebut berhasil memenangkan lane dengan telak, sehingga membuahkan kemenangan yang relatif singkat di menit ke-32.

Grand Final: Kembali Melawan Team Liquid

Keesokan harinya, Team Spirit yang menunggu di Grand Final bertemu kembali dengan Team Liquid yang berhasil mengalahkan Talon di Lower Bracket. Kemenangan mereka atas Talon dapat dikatakan cukup mudah karena berhasil melakukan outdraft dengan Lone Druid. Beberapa jam setelah pertandingan tersebut, rematch antara Team Liquid dan Team Spirit akhirnya dimulai.

Game #1

Di game pertama, Team Liquid terlihat mengambil beberapa hero core yang tergolong greedy, seperti Naga Siren, Leshrac, dan Templar Assassin. Pada umumnya, hero-hero tersebut membutuhkan sejumlah item untuk bisa memberikan dampak ke dalam game. 

Namun karena Team Liquid berhasil memenangkan ketiga lane mereka dengan baik, Team Spirit kelabakan untuk melawan line-up musuh. Yatoro yang memakai Faceless Void juga tak berdaya menghindari tangkapan ultimate Naga Siren. Beberapa Chronosphere juga terpaksa dibuang secara defensif untuk mengamankan hero-nya.

Game #2

Berbekal kemenangan game pertama, Team Liquid kembali mengambil Naga Siren di fase pertama untuk game kedua. Team Spirit sendiri juga mulai menyusun strategi untuk melawan draft seperti itu. Karena tidak ingin game pertama terulang, mereka membuang Io dan Templar Assassin. Mereka juga membuang Medusa yang gagal mereka bendung di pertandingan semifinal sebelumnya. Team Spirit kembali mengamankan Faceless Void untuk Yatoro,  serta memberikan Timbersaw untuk Collapse dan Batrider last pick untuk Larl.

Game kedua berjalan imbang hingga menit ke-30 dengan saling bertukar kill. Namun semakin lama, Team Spirit mulai mengungguli pertarungan dan mendapatkan beberapa barrack. Sayangnya, Faceless Void yang tidak bisa lari dari kepungan Team Liquid di markas mereka menyebabkan Team Spirit kehilangan dua pasang barrack.

Pertarungan penentu terjadi di Roshan Pit ketika Team Spirit sedang berusaha melawan Roshan. Pertarungan terakhir yang memakan banyak buyback tersebut ternyata dimenangkan oleh Team Spirit karena Aegis yang berhasil mereka klaim.

Game #3

Dengan posisi skor 1-1, Team Spirit dan Team Liquid kembali menyusun strategi untuk fase drafting. Jika Team Liquid kembali ke kombo klasik Leshrac-Io yang sudah teruji, maka Team Spirit mengambil pendekatan yang cukup berani dengan mengambil Troll Warlord dan Tusk yang kurang dilirik sepanjang kompetisi.

Dari 200 pertandingan lebih di Riyadh Masters, Troll Warlord hanya diambil tiga kali saja sedangkan Tusk sebanyak 5 kali. Namun di tangan TI Winner, ternyata Team Spirit mampu membuahkan kemenangan dengan draft yang tidak terlalu populer.

Game #4

Dengan posisi 2-1, Team Spirit mengambil comfort hero bagi masing-masing pemainnya, seperti Beastmaster untuk Collapse, Terrorblade untuk Yatoro, dan Enchantress untuk Miposhka. Di lain sisi, Team Liquid mencoba hal baru dengan mengambil Drow Ranger sebagai hero carry.

Awalnya pertandingan berjalan normal dengan masing-masing tim bertukar poin. Namun karena memegang hero-hero yang sangat dikuasai, Team Spirit mampu menguasai peta dengan leluasa.

Momen krusial yang banyak disayangkan dari penggemar Team Liquid adalah ketika Drow Ranger mencoba menangkap Snapfire, namun gagal dan berujung mati tanpa buyback. Karena memiliki hero-hero pusher seperti Beastmaster, Enchantress, dan Terrorblade, Team Spirit dengan mudah menghancurkan base Dire dan dengan rapi menutup kemenangan dengan skor 3-1.

Juara Riyadh Masters

Kemenangan Team Spirit atas Team Liquid ini seolah membuktikan bahwa mereka masih memiliki potensi yang luar biasa. Di tengah-tengah dominasi tim-tim Eropa Barat seperti Gaimin Gladiators, Team Liquid, Tundra Esports, Quest Esports, dan lain sebagainya di sepanjang musim DPC, Team Spirit ternyata masih bisa menunjukkan hasil, bahkan yang terbesar dari segi uang hadiah.

Hal-hal Menarik

Sebagai sebuah turnamen yang paling meriah pada musim terakhir, banyak hal-hal menarik yang terjadi selama kompetisi ini berjalan, seperti:

Team Liquid, The Silver Medalist

Di balik kemenangan Team Spirit, terdapat kegagalan Team Liquid yang tidak mampu mendapatkan juara pertama di sepanjang musim. Meski mereka selalu gagal di setiap Grand Final, namun konsistensi mereka yang selalu mampu beradaptasi dan menemukan jalan ke Grand Final perlu diakui.

MVP Riyadh Masters - Mikoto

Di ujung acara Riyadh Masters, ternyata penyelenggara menyiapkan berbagai kategori yang bisa dimenangkan oleh pemain maupun para fans yang berpartisipasi. Penghargaan yang paling mengejutkan adalah gelar MVP diberikan kepada Mikoto, midlaner asal Indonesia yang ada di Talon.

Mikoto bahkan berhasil mengalahkan para finalis Riyadh Masters, yaitu Yatoro, Nisha, dan Boxi. Atas penghargaan ini, Mikoto mendapatkan hadiah tambahan berupa uang senilai $10 ribu atau sekitar Rp150,9 juta.

"Sebaiknya Jangan Gegabah"

Salah satu momen paling mengesankan yang cukup terngiang-ngiang di benak penonton maupun pemain adalah ketika Talon menghadapi Team Liquid di babak semifinal Upper Bracket. Di akhir game ketiga, Team Liquid benar-benar kehabisan cara untuk memenangkan pertarungan terakhir. Saat itu, mereka kehilangan carry dan midlaner dan pasrah karena tidak adanya buyback.

Talon yang mulai menyentuh Tower tier 4 lawan secara teori mampu menutup pertandingan dalam hitungan menit. Karena euforia dan semangat yang berlebih, pemain carry Talon, 23Savage, merayakan kemenangan tim mereka atas salah satu tim terkuat di Dota 2 saat itu. Namun ternyata, Zai yang saat itu bermain sebagai Broodmother, melihat celah dan berusaha untuk melakukan backdoor. 

Melihat usaha Zai, kedua pemain support Team Liquid mencoba menahan push dari Talon. Menyadari akan hal itu, 23Savage yang sudah beranjak dari kursinya, seketika langsung mencoba fokus kembali menghancurkan Ancient musuh dan bermain sambil berdiri membungkuk. Alhasil, terlihat jelas ia sulit berkonsentrasi untuk mengontrol hero-nya.

Kekalahan ini menjadi salah satu momen berkesan yang memicu banyak reaksi dari komunitas dan fans, khususnya bagi para penggemar di Asia Tenggara.